SOPAN SANTUN
Mimi adalah anak yang
berada di kelas 9 di sekolahnya, ia memiliki sifat sangat ceria, selalu
berfikir positif, dan penuh dengan semangat.
Saat ia sedang bermain dengan
handphone nya tiba tiba. “Tring” handphone ku berdering pertanda ada pesan yang
masuk. Saat kulihat ternyata itu pesan dari ibu guru yang membahas bahwa hari
senin nanti sudah masuk sekolah. Saat membaca pesan itu aku sangat bahagia
karena sudah lama tidak masuk sekolah,selama ini kami hanya belajar dari rumah
secara daring dikarenakan wabah covid19. Malam itu pun aku langsung
mempersiapkan perlengkapan sekolah ku seperti seragam sekolah,alat tulis,
atribut sekolah, dan buku buku pelajaran. Karena besok harus masuk pada pukul
07.30 wib sudah pasti aku harus tidur cepat malam ini agar besok aku tidak
terlambat.
Keeskokan hari nya,
setelah melaksanakan ibadah solat subuh, aku langsung bergegas mandi, dan
memakai seragam sekolah ku, kemudian aku sarapan pagi Bersama keluargaku. Waktu
hampir menunjukkan pukul 07.15 wib. Aku bergegas menghampiri ibu untuk
berpamitan sambil menyium tangan ibu. “Ibu aku berangkat sekolah dulu ya”
ucapku sambil menyium tangan ibu.“Iya hati hati ya nak” balas ibu kepada ku.
Setelah itu aku langsung menghampiri ayah yang
sudah menungguku di mobil. Kami pun berangkat, sepanjang jalan menuju sekolah
aku berbincang bincang dengan ayah. “Ayah, hari ini aku senang sekali karena setelah
sekian lama tidak bersekolah, akhirnya pada hari ini kami sudah bisa bersekolah
Kembali, aku bisa bertemu teman teman dan guru” ucapku dangan hati yang sangat
gembira.
“Apakah kamu sesenang
itu?” balas ayah dengan wajah tersenyum yang melihat ke arah ku.
Iya yah aku senang
sekali, dan juga hari ini ada mata pelajaran yang aku gemari” tambahku.
“Ayah senang sekali
melihat mu penuh semangat seperti ini” ucap Ayah.
Sesampainya di sekolah,
sebelum turun dari mobil aku berpamitan dengan ayah sembari menyium tangan nya
dan mengatakan “Selamat jalan ayah hati hati ya,ingat jangan melanggar peraturan
lalu lintas” ucapku seraya bergurau kepada ayah. “Hahaha iya nak ayah tidak
akan lupa kok” balas ayah tersenyum.
Tepat di gerbang
sekolah perasaan ku deg deg an, Bahagia, dan terharu karena akan bertemu dengan
teman teman. Karena pihak sekolah mewajibkan penerapan protocol Kesehatan,
dihalaman sekolah kami semua berbaris dengan rapi, dengan menjaga jarak untuk
menghindari kerumunan diantaranya adalah pengecekan suhu oleh guru piket, kemudian
dilanjutkan dengan mencuci tangan Sebelum memasuki ruang kelas.
Saat berbaris tiba tiba seorang siswi kelas 7
berlari dan menyenggol badanku, ia langsung berdiri dihadapan ku tanpa ikut
antrian. Saat itu kufikir ah sudahlah mungkin ia sedang buru buru, jadi
kubiarkan ia begitu saja. Sesampainya dikelas aku melihat ada teman teman ku
dan itu sangat membuatku gembira, masih ada sekitar 10 menit sebelum pelajaran
dimulai. Aku dan teman teman ku bercengkrama, saling bertukar cerita dan
berbagi pengalaman selama pembelajaran tidak tatap muka.
“Kring….kring…kring….” bel jam pertama
dimulai, tepat pukul 07.30 wib, ibu Resky memasuki ruang kelas seraya
mengucapkan salam. “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh” ucap bu Resky.
“Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh” balas murid murid. Sebelum memulai
pelajaran, kami membaca doa belajar Bersama sama dan langsung memulai
pembelajaran.
Dua jam berlalu sudah
dan bel pergantian pelajaran pun berbunyi “Kring….kring...”. “Sekian
pembelajaran kita hari ini saya akhiri assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh” ucap bu Resky. “Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh” balas
murid murid. Tidak lama setelah itu terlihat ibu Grace yang sedang berjalan
menuju kelas kami, kami semua langsung duduk dengan rapi sembari menunggu ibu Grace
sampai di kelas. “Hay anak anak, bagaimana kabar kalian hari ini?, sudah lama
ya kita tidak bertemu langsung seperti ini..” ucap bu Grace. “Halo juga bu,
kami semua sehat bu..” balas murid murid. “Yasudah kita mulai saja ya
pembelajaran kita” tambah bu Grace. “Iya bu” balas kami semua.
Waktu pun berlalu dan
terdengar suara bel istirahat berbunyi. “Pembelajaran kita sampai disini saja
ya, sampai bertemu minggu depan,sekian terimakasih” ucap bu Grace. “Iya
terimakasih bu” balas murid murid.
“Mira, Nad kita ke
kantin yuk” ucapku.
“Ayo Mimi” balas Nad
dan Mira.
Dikantin aku melihat siswi kelas 7 tadi
melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan. Dia meninggikan suara nya
kepada ibu kantin, saat membayar ia menyampakkan uang, dan menaikkan kaki saat
sedang makan. Kupikir itu sudah sangat kelewatan, jadi sepulang sekolah nanti
aku berencana untuk memanggilnya dan menasehatinya.
Bel pulang berbunyi,
aku bergegas keluar kelas untuk menemui adik kelas itu. Saat mencari cari,
kulihat ia sedang berdiri di depan perpuskaan.
“Hay dik lagi ngapain?”
tanyaku.
“…..” ia tak menjawab
sepatah kata pun sambil melihatku sinis.
“Kenalin kaka adalah
kaka kelas mu, nama kaka Mimi” ucapku.
“Boleh kaka tahu
namamu?” tambahku.
“Namaku ayu” jawabnya
ketus.
“Ayu apakah kamu punya
waktu sebentar, kaka ingin berbicara dengan mu” ucapku penuh harap.
“Ya, asalkan jangan lama” jawab Ayu.
“Pertama, boleh ku tahu
kamu tinggal dengan siapa sekarang?” tanyaku gugup.
“Aku tinggal Bersama
nenek ku” jawabnya.
“Bagaimana dengan
oranng tua mu, dimana mereka?” tanyaku.
“Mereka sudah bertahun
tahun tidak pulang karena ada urusan pekerjaan di luar negri” jawabnya.
“Ah…jadi apa mungkin
karena ia tinggal Bersama nenek nya, jadi dia tidak terlalu diajari sopan
santun?, yah mungkin saja nenek nya sudah sangat tua sampai tidak sanggup untuk
mengurus dia lagi” batinku.
“Aku ingin tanya,
apakah kamu tahu sopan dan santun?” tanyaku.
“Ya aku tahu, hanya
yang muda yang harus bersikap sopan kepada yang lebih tua” jawabnya.
“Tidak kamu salah Ayu,
bukan hanya yang muda saja bersikap sopan kepada yang lebih tua, tapi sikap
sopan itu harus dilakukan oleh semua orang, siapapun itu, dimana pun, kepada
siapapun, dan kapanpun” jelasku.
“Seperti yang kamu
lakukan di pagi hari tadi, kamu tidak mengikuti antrian saat berbaris, kemudian
ketika kamu di kantin kamu meninggikan suara mu, melempar uang, dan saat makan
kamu menaikkan kaki mu, itu sangat lah hal yang tidak baik dilakukan” tambahku.
“Menurutmu apakah yang
kamu lakukan itu pantas dilakukan?”tanyaku.”
“….” Ayu pun terdiam
sembari memandangku.
“Tidak kak” tambahnya
sambil melihatku dan menggeleng geleng kan kepala nya.
“Nah kamu sudah tau
jawabanya, jadi kuharap kamu lebih akan memperhatikan sikap mu dan menjadi
pribadi yang lebih baik lagi” ucapku sambil tersenyum.
“Terima kasih ka Mimi karna telah mengajarkanku
banyak hal” jawabnya sambil tersenyum.
“Wah kufikir kamu tidak
bisa tersenyum dan ya sama sama” ucapku sambil bergurau.
“Ih apasi ka, hahaha
yasudah aku pulang dulu ya, sampai jumpa” ucap ayu sambil melambaikan tangan
nya.
“Iya sampai jumpa ayu
dan semngat ya!!” balasku sambil membalas lambaian tangan nya.
“Iya kak” jawab ayu.
Beberapa waktu
kemudian, Ayu sudah menjadi seorang yang sangat sopan dan santun, ia tidak lagi
kasar, tidak meninggikan suara saat dikantin, tidak menaikkan kaki saat makan,
dan lain lain. Dan juga ia menjadi anak yang sangat ceria sepertiku, aku sangat
puas, dan bahagia melihat Ayu yang seperti sekarang.